Jual Golok Sembelih Sapi Kerbau Kambing Super Tajam dengan bahan Baja
bagus dan model Golok Betawi, Golok Seliwa, Golok Soren & Pisau
Bowie. Golok / Pisau Sembelilh yang kami jual termasuk sarung dan gagangnya. Baja yang kami gunakan dari baja per tempo dooloe yang terkenal bagus untuk membuat bilah dan tajamnya awet seperti silet Gilette / Goal. Bahan kayu untuk sarung dan gagang kami gunakan dari jenis kayu Ki Areng dan Sonokeling atau jenis lainnya yang sudah terkenal tahan lama dan mempunyai nilai seni. Untuk produk special, Full Tanduk, kami gunakan bahan tanduk kerbau hitam atau kerbau bule pilihan untuk dijadikan gagang dan sarung.
Di design, finisihing dan diasah secara Tradisional (100% handmade) oleh Ust. asal Rawa Belong yang berpengalaman tahunan (online sejak tahun 2011) dalam menyediakan golok dan menyembelih Qurban/Aqiqoh dan juga memahami sifat-sifat golok, anatomi genggaman, simetris dan sedikit ilmu Golok Seliwa. Di tempa oleh Pandai besi yang berpengalaman pula.
Bisa untuk sembelih hewan dari kambing, kerbau dan sapi (tipe Golok Sembelih). Juga bisa buat koleksi, peralatan rumah tangga dan berkebun (tipe Golok Tebas)
Insya Allah bila dengan teknik yang benar untuk sembelih kambing/kerbau/sapi Qurban atau Aqiqoh cukup 1x - 3x sayat saja walau kulit dan bulunya tebal. Terbukti pada Idul Adha 1432 H lalu dapat menyembelih hewan hingga 4 kerbau/sapi dan 10 kambing tanpa diasah lagi. Cukup di sirami dengan air bersih kemudian di lap hingga kering.. dan golok siap digunakan lagi. Penampakannya di Facebook: http://www.facebook.com/media/set/?s...1&l=e4a0e78dcc
Teruji juga bisa untuk cukur jenggot, cukur bulu kaki, sayat kertas, kesat di kuku dan rambut (tajam seperti silet Gillete) dan kuat serta tahan karat tentunya bila dengan perawatan yang benar karena bahan baja asli.
Materi Per yang digunakan:
Rekaman videonya di YouTube: http://youtu.be/s6C-JjSglvo
Setelah di Tempa sesuai Design untuk di Finishing:
Bahan untuk Sarung Tanduk Antik:
Tanduk kerbau Betina pilihan.
Golok/Pisau terdiri dari 2 jenis/tipe dan fungsi, yaitu: Sembelih dan Tebas, dan kami specialis Golok Sembelih. Selain ada yang Fresh dari Tungku dan Ready Stock, Anda dapat memesan atau customize bahan dan design sesuai kebutuhan Anda pada SOLD, bisa pesan dgn 50% DP dimuka dgn minimal order 2 (dua). .. Harga dengan produk Handal dan Berkualitas mulai dari 750rb - 950rb insya Allah untuk seumur hidup dan turun menurun bila dengan penggunaan dan perawatan yang benar dan wajar sesuai petunjuk.
Daftar Harga Menarik:
1. Golok / Pisau sarung kayu, Panjang Bilah belum
termasuk gagang = 28-30cm:
- Gagang Kayu : Rp850.000,-
- Gagang Tanduk Kerbau : Rp950.000,-
2. Golok / Pisau Sedang sarung kayu, Panjang Bilah
belum termasuk gagang = 20-27cm:
- Gagang Kayu : Rp750.000,-
- Gagang Tanduk Kerbau : Rp850.000,-
3. Golok
/ Pisau FULL TANDUK Kerbau Hitam atau Kerbau Bule, Antik dan Istimewa : Rp1.250.000,- s/d Rp7.000.000,-
Untuk pemilihan dan pembelian golok/pisau sebaiknya melalui 3D: Dilihat, Dipegang, Dirasa2 agar dapat menemukan filling yang baik.
Bagi yang berminat dapat langsung Call/SMS//Whatsap Indosat: 0815-85951400.
Lokasi kami di Jl. Palmerah Barat 6, Rawa Belong, RT05/015 No. 35 Jakarta Barat 11540 (Belakang ALFA MIDI / Martabak ALIM Rawa Belong). Rumah Ust. Jenaedi / Ust. Jujun.
Lokasi GRB mudah dicari untuk COD, caranya buka aplikasi 'Google Map' kemudian cari di kotak search "Golok Rawa Belong" atau klik ini.
Lokasi GRB mudah dicari untuk COD, caranya buka aplikasi 'Google Map' kemudian cari di kotak search "Golok Rawa Belong" atau klik ini.
PENTING! Ketentuan Jual Beli:
- Golok atau Pisau yang kami jual HANYA untuk hal2 yang bermanfaat, BUKAN untuk digunakan dalam tindakan kriminal. Mohon informasikan sebelumnya kegunaan dari golok/pisau yang akan dibeli kepada kami.
- Sangat diharapkan calon pembeli datang ke lokasi kami sekalian bersilaturahmi dan bila jual-beli terjadi maka ongkos Anda akan kami ganti max. 50rb.
- Bila diperlukan kami siap ke tempat Anda bersilaturahmi dgn ketentuan sbb:
- Sangat diharapkan Anda positif membeli, apabila tidak terjadi mohon Anda mengganti ongkos kami sesuai lokasi Anda (max.50rb, khusus untuk daerah Jakarta).
- BARU! Jasa GoSend dan sejenisnya (kurir khusus mengantar paket) siap membantu mengirim PESANAN KILAT hitungan jam ke berbagai daerah di JAKARTA dengan biaya ditanggung Pembeli.
- Golok / Pisau yang kami jual untuk memenuhi kebutuhan Anda dan apabila ada kerusakan setelah barang diterima / pemakaian selama 3 (tiga) hari maka Golok/Pisau dapat di tukar.
- Kualitas Golok / Pisau dan Kepuasan Anda adalah yang hal UTAMA bagi kami.
Bukti Pengiriman Paket Golok/Pisau
Untuk jual-beli khusus secara ONLINE, selain kami mohon sebelumnya kepercayaan dan keridhoan antara kami dan Anda dalam jual-beli, juga kami harapkan Anda informasikan kegunaan dan tanyakan tentang fisik detail produk yg Anda minati ke kami secara jelas.
Bila berkenan, kami harapkan transfer pembelian ke Bank BCA (tidak ada Bank Lain). Insya Allah paket produk akan kami usahakan kirim via JNE pada hari yang sama kami menerima transfer dari Anda.
Review Golok Duduk:
Model - model yang pernah kami buat:
Mau langsung kirim WA ke GRB:
Mengapa Hewan Harus Disembelih? Ini Penjelasan Yusuf Qardhawi dan Hasil Penelitian EEG-ECG
February 18, 2014 at 3:05pm
Islam
mensyariatkan binatang ternak seperti sapi, kambing, dan unta harus
disembelih agar halal dikonsumsi. Sementara akhir-akhir ini, beberapa
negara Eropa termasuk Denmark melarang penyembelihan tanpa dibius,
dengan alasan agar tidak menyakiti hewan. Mengapa Islam mensyariatkan penyembelihan, bukan cara lain seperti mencekik, menembak atau membiusnya terlebih dahulu? Berikut hikmahnya menurut Syaikh DR Yusuf Qardhawi dan penelitian Hannover University dengan menggunakan Electro-Encephalograph (EEG) dan Electro Cardiograph (ECG):
Rahasia Penyembelihan dan Hikmahnya
Syaikh DR Yusuf Qardhawi dalam buku Halal dan Haram dalam Islam menjelaskan rahasia penyembelihan dan hikmahnya sebagai berikut:
Rahasia
penyembelihan ini, menurut yang kami ketahui, adalah untuk melepaskan
nyawa binatang dengan jalan yang paling cepat dan mudah, sehingga
meringankan dan tidak menyakiti. Untuk itu maka disyaratkan alat yang
dipakai harus tajam supaya lebih cepat.
Di samping itu dipersyaratkan juga, bahwa penyembelihan itu harus dilakukan pada leher, karena leher merupakan tempat yang lebih dekat untuk memisahkan kehidupan dengan mudah.
Rasulullah melarang menyembelih binatang dengan gigi dan kuku, karena penyembelihan semacam itu menyakiti binatang. Pada umumnya alat-alat tersebut hanya bersifat mencekik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menajamkan pisau dan memudahkan penyembelihan. Beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
"Sesungguhnya
Allah mewajibkan untuk berbuat baik kepada segala sesuatu. Oleh karena
itu jika kamu membunuh, maka perbaikilah cara membunuhnya. Apabila kamu
menyembelih maka perbaikilah cara menyembelihnya; tajamkanlah pisaunya
serta mudahkanlah sembelihannya." (HR. Muslim)
Di antara tindakan yang baik adalah seperti apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwa Rasulullah memerintahkan menajamkan pisau dan tidak memperlihatkan proses penyembelihan kepada binatang-binatang lainnya yang akan disembelih. Beliau bersabda:
إِذَا ذَبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجْهِزْ
"Apabila salah seorang di antara kamu menyembelih, lakukanlah dengan cepat." (HR. Ibnu Majah)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing sambil mengasah pisaunya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أتريد أن تميتها موتات هلا حددت شفرتك قبل أن تضجعها
"Apakah
engkau akan mematikannya beberapa kali? Mengapa tidak engkau asah
pisaumu itu sebelum binatang tersebut engkau baringkan?" (HR. Hakim)
Umar Ibnul Khattab pernah juga melihat seorang laki-laki yang mengikat kaki seekor kambing dan diseretnya untuk disembelih, maka ia memperingatkan: “Celaka engkau! Giringlah dia kepada kematian dengan suatu cara yang baik.' (HR. Abdurrazzaq).
Di samping itu dipersyaratkan juga, bahwa penyembelihan itu harus dilakukan pada leher, karena leher merupakan tempat yang lebih dekat untuk memisahkan kehidupan dengan mudah.
Rasulullah melarang menyembelih binatang dengan gigi dan kuku, karena penyembelihan semacam itu menyakiti binatang. Pada umumnya alat-alat tersebut hanya bersifat mencekik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menajamkan pisau dan memudahkan penyembelihan. Beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
Di antara tindakan yang baik adalah seperti apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwa Rasulullah memerintahkan menajamkan pisau dan tidak memperlihatkan proses penyembelihan kepada binatang-binatang lainnya yang akan disembelih. Beliau bersabda:
إِذَا ذَبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجْهِزْ
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing sambil mengasah pisaunya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أتريد أن تميتها موتات هلا حددت شفرتك قبل أن تضجعها
Umar Ibnul Khattab pernah juga melihat seorang laki-laki yang mengikat kaki seekor kambing dan diseretnya untuk disembelih, maka ia memperingatkan: “Celaka engkau! Giringlah dia kepada kematian dengan suatu cara yang baik.' (HR. Abdurrazzaq).
Hasil Penelitian dengan EEG-ECG
Situs resmi Universitas Airlangga, unair.ac.id, melansir hasil penelitian Hannover University dengan judul Penyembelihan Sapi dengan Stunning vs non Stunning sebagai berikut:
Disebutkan
dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas
terkemuka di Jerman, yaitu Prof Dr Schultz dan koleganya Dr Hazim
memimpin penelitian mengenai manakah yang lebih baik dan paling tidak
sakit, penyembelihan secara Syariat Islam yang murni (tanpa proses
pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan
pemingsanan)?
Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih.
Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu.
Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu arteri karotis dan vena jugularis.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof Schultz dan Dr Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Penyembelihan menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktik penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama, pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua, pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga, setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: "No feeling of pain at all!" (tidak ada rasa sakit sama sekali).
Keempat, karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan dengan cara Dipingsankan
Pertama, segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan roboh. Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua, segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga, grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat, karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Hasil penelitian Prof Schultz dan Dr Hazim juga membuktikan pisau tajam yang mengiris leher ternyata tidaklah “menyentuh” saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi keterkejutan otot dan saraf saja yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras.
Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih.
Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu.
Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu arteri karotis dan vena jugularis.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof Schultz dan Dr Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Penyembelihan menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktik penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama, pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua, pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga, setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: "No feeling of pain at all!" (tidak ada rasa sakit sama sekali).
Keempat, karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan dengan cara Dipingsankan
Pertama, segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan roboh. Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua, segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga, grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat, karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Hasil penelitian Prof Schultz dan Dr Hazim juga membuktikan pisau tajam yang mengiris leher ternyata tidaklah “menyentuh” saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi keterkejutan otot dan saraf saja yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras.
Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Subhanallah... demikianlah hikmah dan rahasia mengapa Islam mensyariatkan penyembelihan hewan. Wallahu a’lam bish shawab. [IK/bersamadakwah]
Source: http://www.bersamadakwah.com/2014/02/mengapa-hewan-harus-disembelih-ini.html